10 September, 2008

manajemen masalah

Dalam hidup ini banyak memang banyak hal yang tidak dapat kita mengerti, kejadian yang tidak dapat kita ubah, musibah, tragedi dan lainnya..kita menyebutnya sebagai masalah, hal sulit, bahkan ada beberapa yang harus dihadapi sendirian saja..
Mengapa selalu ada masalah, problem, kesulitan, ujian atau apalah kita sebutnya.. Yah namanya hidup, banyak rahasia kehidupan yang memang kadang-kadang tidak perlu dipertanyakan. Beberapa pendapat menyebutkan pandangan yang cukup dapat kita jadikan sebagai alasan buat pertanyaan klasik.. why me God ? Yeah, why not He said may be..

Kemudian selanjutnya yang lebih merepotkan sebenarnya bukanlah sekedar masalah yang terjadi, tetapi lebih condong pada kebingungan mengapa masalah itu menimpa saya, mengapa bukan orang lain saja yang sepertinya hidupnya jauh lebih baik dan sepertinya juga jarang kena masalah.

Harus jujur ada beberapa masa yang dalam hidup saya yang kelihatannya semua berjalan begitu baiknya, kelihatannya semua berjalan dan merupakan hadiah dan anugerah. Merupakan sesuatu yang saya percaya, minta dan mohon dan sepertinya Dia memberi dan memenuhi permintaan tersebut. Kemudian semuanya kabur dan menghilang, saya memohon kembali setiap hari, dan pada akhirnya saya harus berbesar hati ketika sepertinya semua semu dan membentur tembok.. haruskah aku berlari ke hutan terus ke pantai ? (berlebihan modeon hehe).

Acapkali saya pikir, apakah terlalu sulit buat Tuhan untuk menjelaskan kepada mahkluk hina seperti saya untuk ketidak mengertian saya, apakah pencipta yang hanya dengan berfirman itu cukup repot sehingga tidak dapat mengutus malaikat, satu saja dari yang berlaksa-laksa itu. Atau apakah Tuhan tidak dapat bertelepati kalau tidak bertelepon hehehe

Frustasi tanpa ada enlighment, entahlah dan kemudian diletakkan dalam sebuah karung berlabel perkara-perkara yang tidak saya mengerti. Buat apa sih ada logika dan pengertian kalau kebanyakan pertanyaan itu berlabel tidak harus dimengerti..

Saya kadang-kadang juga berpikir bahwa sepertinya Tuhan yang wajib memberi yang baik-baik, Dia ‘berhutang’ untuk membuat kehidupan bebas dari permasalahan atau yang paling sering, setidaknya Tuhan harus menjelaskan dan kepala saya harus bisa mengerti untuk kesulitan yang terjadi. Entahlah milyaran orang yang pernah hidup pasti juga berpikir seperti itu..

Soalnya saya juga ga minta hidupkan ?
Tiba-tiba saja saya ngoek-ngoek di dunia ini tanpa tahu dan memilih di keluarga mana, bangsa apa, lahir tahun berapa, berjenis kelamin apa dan sebagai anak apa.. dan banyak tangan-tangan yang merawat, menyuapi makanan ke mulut tanpa bisa saya tolak, memandikan, membelikan keperluan, menjaga dan membesarkan saya.

Walaupun saya sadari, bahwa kegagalan bisa juga disebabkan karena kesalahan saya sendiri, pilihan yang tidak bijaksana, kurang tekun, lambat, menyia-nyiakan kesempatan, tidak berempati, mengikuti perasaan dan berbagai alasan klise yang kalau saya tuliskan bisa mencapai puluhan item. Pantaskah kemudian saya berargumen denganNya ? Walaupun tidak juga menutup mata bahwa banyak juga kejadian yang terjadi diluar saya seperti bencana alam, konflik sosial dan lainnya.

Entahlah, tidak ada salahnya berusaha mengerti tetapi cepat atau lambat kita pasti akan terus mengajukan pertanyaan yang acapkali tidak bisa kita jawab sendiri. Makin pintar manusia, makin banyak pertanyaan yang dia tidak mengerti, makin banyak cabang ilmu pengetahuan dan agama muncul, yang katakanlah beberapa tahun yang lalu belum ada, makin banyak teknologi yang sebulan lalu belum ada, dan kita semua sama-sama tahu itu masih setitik air di samudera..

Kemarin seluruh dunia ilmu pengetahuan gembira dengan suksesnya LHC (Large Hadron Collider), om google bahkan membuatkan image khusus, teori Big Bang dapat dibuktikan dengan ilmu pengetahuan yang untuk risetnya saja mencapai usd 11billion, yang sudah pasti akan menghasilkan berbagai pertanyaan lagi, labirin ilmu.. mau sampai kemana sih? Ilmu pengetahuan masih terlalu muda untuk mengerti Firman, dan katakanlah juga manusianya tidak akan pernah mampu untuk mengerti sesuatu tentangNya. Dan sebagai kaum kasta sudra di bidang science, saya hanya mampu melihat keberhasilan gemilang itu sebagai bagian dari informasi saja hiks..

Dah ah ngebahas yang sulit menurut yang saya mengerti saja..

Kesulitan katanya harus disadari sebagai pembelajaran agar kita bisa survive. Saya pakai katanya karena harus mengakui lebih gampang mengatakan eh menuliskannya hehe.. Setiap kali kita dihadapkan dengan sesuatu yang sulit, maka secara otomatis, naluri kehidupan akan memompa dan mengumpulkan kekuatan yang tidak kita duga agar lebih kuat. Jadi ingat tokoh pendidikan dengan teori Mestakung (Semesta Mendukung by Prof. Yohanes Surya Ph. D). Selogis apapun kondisi menangis semalaman, merengek, bersungut-sungut mengasihani diri sendiri tidak akan membawa kita ke kondisi yang lebih baik, hanya sebatas menambah penat. Individu manja yang akan membawa kita ke tahap yang lebih parah yaitu maut, bunuh diri hanya pilihan ciken..

Para peneliti yang tidak dapat saya sebutkan karena banyaknya penelitian sudah cukup lama memahami fenomena ini, saya tambah kan biar seperti judul sinetron menjadi sengsara membawa nikmat..

Walaupun aneh, kesejahteraan bukanlah keuntungan satu spesies, tanpa kesulitan dan tantangan yang harus diatasi justru tidak baik buat kelangsungan hidupnya. Misalkan sebuah pohon yang tumbuh subur di dekat sumber mata air akan mempunyai akar yang kurang kokoh, sedikit saja angin kencang mampu membongkar akarnya. Bandingkan dengan pohon yang tertanam di tanah kering yang harus memanjangkan akarnya sepuluh meter untuk mencapai air, badai besar juga belum tentu dapat menumbangkannya, kesulitan dan adaptasi pada lingkungan yang tidak ramah malahan menjadi kekuatan untuk mendukung kelangsungan hidupnya.

Masih ingat tentang bagaimana nelayan Jepang memasukkan hiu pemangsa dalam tempat ikan yang berhasil mereka tangkap, agar ikan-ikan itu tetap lincah, mau bergerak dan tidak bosan hidup.

Atau masih perlu dibahas dari koevolusi, dimana dulunya pun bakteri-bakteri yang berusaha meneruskan hidup dengan bersimbiosis, merubah diri dalam jangka waktu jutaan tahun untuk dapat hidup, berkoloni dan menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Atau sebuah system yang overload akan mencapai titik bifurkasi, akan membuka cabang baru, semacam cara untuk survive keluar dari paradoks dengan melompat keluar.. satu saja katakanlah mutasi acak, turbulensi kecil, loop yang teramplifikasi.. Entah kenapa aku teringat cerita dari Supernova, Dewi Lestari, semua campur aduk, jadi teori baru, biar berlagak ilmiah hahaha…

Sepertinya hidup dirancang penuh tantangan, supaya kita menguatkan tekad dan menghadapi kesulitan secara langsung, belum tentu pasti selalu menang.. mudah-mudahan…

Apakah agama jadi seperti perahu yang kita gunakan untuk mengarungi arus kehidupan dengan mencoba mengerti dan menerima masalah ? Apa sajalah menurut kita masing-masing..

manajemen masalah, udah ada belum ya tokoh yang menjadikan ini brand imagenya ?
manajemen keuangan, manajemen proyek, manajemen sdm, manajemen qolbu, manajemen utang negara hahaha.. semua di manage dah.

Sepertinya kita perlu banyak masalah nih, namun yang menguntungkan tanpa dicaripun dia akan menghampiri… aneh ya ?

Dan yang paling aneh, saya maunya sih ga usah bermasalah..

No comments:

Post a Comment

the cool visitor said :