17 July, 2008

Tidak harus Dimengerti

Pemikiran dan pemahamanku yang terbatas acapkali membuat pendapat yang relatif hanya benar menurut pengertianku pada suatu kondisi dan waktu tertentu saja, ketika beberapa waktu kemudian, katakanlah satu menit, satu jam, satu hari atau bahkan satu bulan kemudian.. Ketika sesuatu itu lebih tenang, situasi tidak mendesak, aku dan orang lainpun sudah berada pada posisi dan sudut pandang berbeda, aku bisa merasakan dan mengatakan bahwa untuk pemahamanku saat ini untuk kondisi kemarin bahwa keadaan ini lebih baik dari pemikiranku sebelumnya.

Hei, lampu lalu lintas tetap merah, kuning dan hijau.. tidak peduli ada siapa, berapa banyak, kepentingan apa yang mereka atur.. hanya ada 3 pilihan dengan 3 sikap, dan mereka tetap menjalankannya walaupun ada aku atau kamu yang melanggar, tetap menjalankan warna yang ada dengan durasi yang sama tanpa henti..

Bumi tetap berputar pada porosnya, matahari, bintang bahkan semut pun tetap sibuk tanpa perlu campur tangan 6,5 milyar penghuni dunia ini.

Penilaian kita mengenai sesuatu hal dilatar belakangi pemahaman, pengertian dan pengalaman kita sebelumnya. Akan menjadi apa pendapatku kelak, hanya berpengaruh pada diriku sendiri, dunia dan kehidupan tetap berjalan tanpa perlu tahu pendapatku itu ada atau tidak. Buat membuat orang lain mengerti pemahamanku dan setuju seperti yang aku pahami dan setujui merupakan usaha sia-sia seperti Pengkotbah mencatat sebagai usaha menjaring angin. Mereka akan keluar dari tiap sisi jaring, tiap celah benang dan tiap titik sela partikel.

Seperti itu realita hidup yang kita jalani setiap hari, ketika mengerti bahwa kepentinganku dan kepentingan tiap orang berbeda, pendapatku dan pendapat orang lain tidak sama dan kebenaran atau kesalahan versiku berbeda juga dengan standar orang lain.
Relatif menjadi tolak ukur yang tidak punya ukuran..
Absurd, tapi hidup tetap berjalan seperti itu bukan..

Dibuat susah ya susah, dibuat gampang ya gampang..

No comments:

Post a Comment

the cool visitor said :