Aku pribadi dari dulu suka nonton bioskop tapi ya ga ngotot.. Ketika mulai punya bayi, otomatis stop. Karena weekend full kegiatan buat anak2, masalah ganti prioritas saja.
Seingatku baru mulai nonton bioskop lagi ketika sudah mulai TK, sudah bisa duduk dengan tenang. Ga berisik, nanya melulu atau lari-larian.
Film yang aku tonton ya menyesuaikan umur mereka aja, baru setelah abang tahu Marvel ya udah deh agak gimana mulai nonton yg 13+ ke atas, itupun resiko nya ada iklan film hantu yang buat dia selalu tutup telinga dan mata rapat2.
Kadang ada film yang pengen banget aku tonton di bioskop, misalnya Joker, gila kali ya kalau ajak anak kecil nonton film desperate kayak gitu. Ya nonton aja tanpa mereka.
Sepanjang perjalanan cinemaku ya elah, sering banget ngelihat anak bayi ikut orang tua nonton.
Terenyuh banget.. kok ga ngalah aja sih buat anaknya.. nanti aja nunggu tayang di Netflix.. atau gantian nontonnya. Alesan anaknya diem kok, pakai headphone dan tidur.
Menurut American Academy of Pediatrics, tingkat kebisingan yang melebihi 45 desibel saja sudah berpotensi menyebabkan gangguan pendengaran pada bayi. Bioskop di kota-kota besar memiliki sistem canggih yang dapat mengeluarkan volume suara hingga 85 desibel (dB). Angka tersebut hanya sebatas untuk volume percakapan biasa dari sebuah film. Bila sedang ditayangkan adegan ‘heboh’, seperti di film-film superheroes yang banyak perkelahian, maka intensitas volume bisa meningkat berkali-kali lipat.
Yuk sabar yuk.. kesehatan anak itu lebih prioritas, cari healing yang lain saja. Semoga bioskop Indonesia melarang membawa bayi dan batita masuk bioskop.